Star Wars episode 3
Saya bukan hendak menulis resensi dari film Star Wars episode 3 : Revenge of The Sith. Saya hanya akan membahas beberapa hal dalam film tersebut yang menurut saya sangat menarik untuk direnungkan, terutama berkaitan dengan mengapa Anakin Skywalker, yang semula berhati baik dan lembut, berubah menjadi kejam dan terseret ke dalam sisi kegelapan.
Faktor yang utama tentu adalah kecerdikan Palpatine dalam memanipulasi perasaan Anakin, yang merasa tidak diberi kepercayaan oleh para Jedi dalam Jedi Council. Memang selama ini para Jedi menganggap Anakin memiliki kemampuan yang hebat namun belum stabil dalam hal emosi dan pengendalian diri. Hal ini menyebabkan para Jedi belum mau menjadikan Anakin sebagai seorang Master Jedi. Palpatine memanfaatkan keadaan ini dengan memberikan harapan - harapan yang membuat Anakin bersimpati dan menaruh kepercayaan kepadanya.
Dalam prinsip ajaran Jedi, dilarang memiliki keterikatan terhadap sesuatu, baik
berupa harta maupun cinta terhadap lawan jenis. Seorang Jedi hanya boleh memiliki
cinta yang universal dan tak bersyarat, sehingga pernikahan merupakan hal terlarang
bagi seorang Jedi. Anakin telah melanggar prinsip ini dengan menikahi Padme. Anakin sangat menyayangi Padme dan tidak ingin kehilangan dia. Hal ini menyebabkan Anakin kehilangan arah ketika dia memperoleh firasat bahwa Padme akan meninggal sewaktu melahirkan. Dia berusaha untuk mempertahankan Padme dengan segala cara, walaupun harus mengorbankan prinsip - prinsip kebaikan yang selama ini dia miliki.
Masalah keterikatan terhadap sesuatu secara berlebihan ini sesungguhnya bukan hanya
milik Anakin Skywalker. Dalam realita kehidupan, kita juga sering sangat menyayangi
sesuatu yang berupa harta, jabatan, dan keluarga. Kita kadang sangat bersedih ketika
kehilangan apa yang kita sayangi sampai menyebabkan kehilangan semangat dan motivasi
untuk berkarya. Kita sering lupa bahwa semua itu tidak dapat selamanya kita miliki.
Sebenarnya hanya ada dua kemungkinan, sesuatu yang kita sayangi itu meninggalkan kita, atau kita yang lebih dahulu meninggalkan hal - hal tersebut. Lalu apakah kita harus menempuh jalan seorang Jedi, yang melepaskan diri dari keterikatan terhadap segala sesuatu.
Kisah Star Wars mengingatkan saya bahwa keterikatan yang berlebihan terhadap hal - hal yang fana hanya akan membawa kekecewaan. Tapi manusia pada dasarnya memang membutuhkan keterikatan terhadap hal di luar dirinya. Hanya keterikatan terhadap sesuatu yang kekal dan hakiki yang akan membawa kebahagiaan bagi manusia. Saya jadi meresapi kembali prinsip akidah seorang muslim, yang menyatakan bahwa cinta kepada Allah haruslah di atas cinta kita kepada hal - hal lainnya. Cinta kita kepada pasangan, keluarga, atau harta benda, haruslah dalam rangka cinta kita kepada Allah. Kasih dan sayang Allah tidak akan pernah meninggalkan kita, selama kita selalu berusaha untuk dekat dengan Allah.
Faktor yang utama tentu adalah kecerdikan Palpatine dalam memanipulasi perasaan Anakin, yang merasa tidak diberi kepercayaan oleh para Jedi dalam Jedi Council. Memang selama ini para Jedi menganggap Anakin memiliki kemampuan yang hebat namun belum stabil dalam hal emosi dan pengendalian diri. Hal ini menyebabkan para Jedi belum mau menjadikan Anakin sebagai seorang Master Jedi. Palpatine memanfaatkan keadaan ini dengan memberikan harapan - harapan yang membuat Anakin bersimpati dan menaruh kepercayaan kepadanya.
Dalam prinsip ajaran Jedi, dilarang memiliki keterikatan terhadap sesuatu, baik
berupa harta maupun cinta terhadap lawan jenis. Seorang Jedi hanya boleh memiliki
cinta yang universal dan tak bersyarat, sehingga pernikahan merupakan hal terlarang
bagi seorang Jedi. Anakin telah melanggar prinsip ini dengan menikahi Padme. Anakin sangat menyayangi Padme dan tidak ingin kehilangan dia. Hal ini menyebabkan Anakin kehilangan arah ketika dia memperoleh firasat bahwa Padme akan meninggal sewaktu melahirkan. Dia berusaha untuk mempertahankan Padme dengan segala cara, walaupun harus mengorbankan prinsip - prinsip kebaikan yang selama ini dia miliki.
Masalah keterikatan terhadap sesuatu secara berlebihan ini sesungguhnya bukan hanya
milik Anakin Skywalker. Dalam realita kehidupan, kita juga sering sangat menyayangi
sesuatu yang berupa harta, jabatan, dan keluarga. Kita kadang sangat bersedih ketika
kehilangan apa yang kita sayangi sampai menyebabkan kehilangan semangat dan motivasi
untuk berkarya. Kita sering lupa bahwa semua itu tidak dapat selamanya kita miliki.
Sebenarnya hanya ada dua kemungkinan, sesuatu yang kita sayangi itu meninggalkan kita, atau kita yang lebih dahulu meninggalkan hal - hal tersebut. Lalu apakah kita harus menempuh jalan seorang Jedi, yang melepaskan diri dari keterikatan terhadap segala sesuatu.
Kisah Star Wars mengingatkan saya bahwa keterikatan yang berlebihan terhadap hal - hal yang fana hanya akan membawa kekecewaan. Tapi manusia pada dasarnya memang membutuhkan keterikatan terhadap hal di luar dirinya. Hanya keterikatan terhadap sesuatu yang kekal dan hakiki yang akan membawa kebahagiaan bagi manusia. Saya jadi meresapi kembali prinsip akidah seorang muslim, yang menyatakan bahwa cinta kepada Allah haruslah di atas cinta kita kepada hal - hal lainnya. Cinta kita kepada pasangan, keluarga, atau harta benda, haruslah dalam rangka cinta kita kepada Allah. Kasih dan sayang Allah tidak akan pernah meninggalkan kita, selama kita selalu berusaha untuk dekat dengan Allah.